jump to navigation

BCG Temasek Holding Company Mei 18, 2010

Posted by luqman hakim in tugas.
add a comment

Boston Group Company (BCG)

Temasek Holding memiliki empat puluh satu persen PT. Indosat Tbk dan tiga puluh lima persen saham PT. Telkomsel Tbk.

Question Marks :

PT. Temasek memiliki sebagian besar atas saham dari PT. Telkomsel Tbk dan PT. Indosat Tbk. Kepemilikan saham yang besar terhadap PT tersebut mempengaruhi penjualan harga jual. Dari kepemilikan tersebut telah terjadi suatu persaingan yang tidak sehat antara penjualan dalam hal tarif pulsa dan telepon.

Dogs :

Dalam Kolom ini, Temasek sebagai holding company jika tidak bisa mengendalikan harga dan tarif dengan para pesaingnya akan mengalami penurunan pasar dan penurunan pertumbuhan perusahaan. Tidak ada konsumen yang akan memasuki dan menggunakan produk dari Temasek yang diproduksi oleh PT. Telkomsel Tbk dan PT. Indosat Tbk.

Cash Cows :

Jika dalam kondisi seperti ini, Pertumbuhan Temasek melalui PT. Indosat Tbk dan PT. Telkomsel Tbk mengalami penurunan meskipun dapat dikendalikan dengan masih eksisnya di market share, tetapi jika tidak memiliki strategi untuk menghadapi persaingan pasar maka tidak menutup kemungkinan Temasek akan kehilangan sebagian market share dari pasar telekomunikasi.

Analyse :

Pada kondisi seperti ini, Temasek sebagai Holding company sangat berperan dipasar telekomunikasi dan berpengaruh pada PT. Indosat Tbk dan PT. telkomsel Tbk. Kepemilkan market share yang besar sangat menguntungkan temasek dalam merajai suatu pasar. Meskipun kondisi ini baik, tetapi Temasek sebagai pemimpin pasar harus terdepan dalam mempromosikan setiap produk dan mengembangkan strategi jitu menghadapi persaingan dan kuat dalam mempertahankan market sharenya.

Bedah Strategi Sentul city April 17, 2010

Posted by luqman hakim in tugas.
add a comment

Sentul city Tbk mengakuisisi Bukit Jonggol Rp 1,452 Triliun. Dengan dilakukannya pengakuisisian tersebut Sentul city diperhitungkan dapat meningkatkan pendapatan dan memperluas daerah pembangunan. Dari proses pengakusisian itu, manajemen sentul city memprediksi akan dapat mempertahankan pasar di daerah tersebut jika dilihat dari adanya pembangunan BORR (Bogor Outer Ring Road) serta prediksi dari pengamat properti berpendapat bahwa properti didaerah JaBoDeTaBek akan mengalami peningkatan dan titik puncaknya pada tahun 2011. Jika dilihat kearah itu, manajemen sentul city harus berbenah diri dan meningkatkan infrastruktur serta lebih menggencarkan dan mengeluarkan produk-produk unggulan yang dapat mengalahkan pesaing di daerah tersebut.

Dengan demikian jika sentul city dapat terus mengembangkan produknya dipasaran maka dengan sendirinya sentul city diperkirakan sudah mempertahankan sebagian market share dari produk properti tersebut. Dari berita yang telah diterbitkan oleh manajemen pemasaran sentul city sudah meluncurkan 2 klaster hunian baru yakni Green Valley Residence dan Emerald Golf yang dibangun di atas lahan seluas lebih dari 8 hektar dengan nilai investasi mencapai Rp 90 miliar. Cluster Green Valley dipatok pada harga mulai Rp 420 juta hingga Rp 860 juta dan ditujukan bagi konsumen menengah ke atas yang ingin memiliki hunian berkualitas.

Oleh karena itu, manajemen suntul city telah bersiap menghadapi tantangan yang akan dihadapi di pasar. Dengan mengakuisisi Bukit Jonggol maka manajemen sentul city menyiapkan dana sebesar Rp 125 miliar untuk pengembangan lahan PT Bukit Jonggol Asri. Perseroan akan membangun perumahan seluas kelas menengah seluas 900 hektar. Dana tersebut akan digunakan untuk membangun perumahan kelas menengah tahap I di atas lahan seluas 900 hektar. Luas lahan yang akan dimiliki sentu city di Bukit Jonggol seluas 10.500 hektar. Manajemen sentul city menargetkan perampungan akuisisi Bukit Jonggol pada akhir triwulan I-2010. Nilai akuisisi 88,56% saham Bukit Jonggol ditaksir sebesar Rp 1,452 triliun. Perseroan akan mengakuisisi 968.000.000 saham Bukit Jonggol di harga Rp 1.500 per saham.

dengan menambahnya dimilikinya saham Bukit Jonggol didaerah bogor maka sentul city dapat meningkatkan pemasarannya dan mempertahankan pasar yang sudah ada.

Bedah Strategi Manajemen PT. Indosat Tbk April 9, 2010

Posted by luqman hakim in tugas.
3 comments

1. PENDAHULUAN

Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang didalamnya dituntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan negara, membuat peranan telekomunikasi menjadi sangat penting. Telekomunikasi sebagai wahana bagi pertukaran informasi akan semakin memperhatikan aspek kualitas jasa. Selain itu perkembangan di bidang dunia informasi saat ini begitu cepat, baik dilihat dari isi maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi.

Masyarakat dunia informasi menyadari hal tersebut sehingga mereka berupaya keras menciptakan infrastruktur yang mampu menyalurkan informasi secara cepat, artinya mereka sangat membutuhkan jaringan telekomunikasi yang memiliki kualifikasi sebagai information superhighway. Hal tersebut di atas telah menimbulkan suatu kondisi persaingan yang sangat ketat di antara perusahaan-perusahaan telekomunikasi, yang tingkat persaingannya tidak lagi domestik, tetapi bersifat internasional. Sehingga untuk dapat memenangkan persaingan tersebut, tentu diperlukan suatu strategi yang tepat dan penerapan yang baik. Dalam hal ini, kami mencoba menganalisis Indosat sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia yang menyediakan jasa telekomunikasi internasional, sebagai bahan studi.

Dengan pertimbangan, Indosat dikenal sebagai perusahaan yang mempunyai kinerja yang cukup baik dan terbukti dengan penghargaan Asia Money Awards 1996 ( Best Managed Company : Best Investor Relations, Best Strategy, and Management), SWA Best CEO Awards 1997, ISO 9002 Certification 1997, dan beberapa penghargaan lainnya.  Dalam paparan ini akan dicoba dibahas mengenai profil, misi, visi, filosofi, posisi keuangan, kondisi lingkungan , dan strategi perusahaan, terutama yang menyangkut kondisi terkini yang sedang di alami perusahaan dalam krisis ekonomi yang melanda Indonesia.

1.1 Sejarah Perusahaan

PT. Indonesian Satellite Corporation (Indosat) didirikan pada tahun 1967 sebagai anak perusahaan yang dimiliki secara penuh oleh International Telephone and Telegraph Corporation (ITT). Tahun 1969, Indosat memulai operasi komersialnya dan telah menjadi penyedia utama jasa telekomunikasi internasional di Indonesia, menghubungkan Indonesia secara langsung ke hampir 252 negara dan tujuan di seluruh dunia. Bisnis utama Indosat adalah menyediakan jasa switched dan non-switched telekomunikasi internasional. Indosat ditugaskan pemerintah Indonesia untuk membangun, mentransfer, dan mengoperasikan selama 20 tahun sebuah stasiun bumi Intelsat di Indonesia untuk mengakses penggunaan kapasitas Intelsat di satelit Indian Ocean Region (IOR). Tahun 1980, ITT menjual Indosat kepada pemerintah Indonesia. Setelah transfer, Indosat menjadi Badan Usaha Milik Negara dalam bentuk Perseroan Terbatas, dan menjadi satu-satunya penyedia jasa telekomunikasi internasional di Indonesia. Pada waktu itu, Pemerintah Indonesia mentransfer kepemilikan fasilitas Indosat kepada Indosat. Tahun 1982, dalam rangka memisahkan secara efektif jaringan telekomunikasi domestik dan internasional, seluruh kepemilikan Perumtel pada kabel bawah laut internasional dan gerbang serta operator internasionalnya di Jakarta ditransfer ke Indosat dan Indosat mentransfer aset tertentu yang berhubungan dengan telekomunikasi domestik ke Perumtel. Pada bulan Oktober 1994, Indosat menyelesaikan initial global public offering saham-sahamnya. Saham-saham tersebut diperdagangkan baik di Bursa Efek Jakarta maupun New York Stock Exchange.

2. Misi, Visi, dan Filosofi Perusahaan

2.1 Misi Perusahaan

Setelah Pemerintah Indonesia mengambil alih kepemilikan seratus persen saham PT. Indosat dari the American Cable and Television Corporation (ITT/ACR) pada tanggal 31 Desember 1980, kemudian dirumuskanlah misi baru Indosat pada tahun 1981, yang didasarkan pada suatu pandangan untuk mentransformasikan Indosat menjadi Badan Usaha Milik Negara yang bersih dan sukses.

Indosat mendefinisikan misi perusahaan tersebut sebagai berikut:

  • Menyediakan jasa terbaik pada konsumen
  • Memberikan hasil terbaik kepada pemegang saham
  • Mempertahankan dan meningkatkan citra terbaik perusahaan

2.2 Visi Perusahaan

Saat Indosat akan go public ke bursa saham dunia pada tahun 1994, dilakukan redefinisi visi perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan trend global dalam sektor telekomunikasi dan memperhitungkan strategi dari perusahaan telekomunikasi kelas dunia.

Indosat mendefinisikan tujuan yang hendak diraih yang tertuang dalam visi perusahaan sebagai berikut:

  • Mempertahankan kepemimpinan pasar dalam jasa telekomunikasi internasional di Indonesia
    Dengan masuknya pemain baru seiring berakhirnya monopoli sebagai penyedia jasa telekomunikasi internasional, Indosat harus berjuang untuk memimpin pasar dengan: 1) mempertahankan pangsa pasar dominan, dan 2) menyediakan jasa yang terbaik, baik dalam kualitas dan jangkauan produk dan jasa.
  • Memperkuat posisinya sebagai perusahaan telekomunikasi berkelas dunia
    Adanya kecendrungan di sektor telekomunikasi menuju swastanisasi perusahaan negara dan dibukanya pasar dunia, yang mengakibatkan masuknya pemain asing dalam industri domestik, menuntut Indosat untuk dapat bersaing dengan perusahaan multinasional. Dengan strategi untuk memasuki pasar global diharapkan dapat: 1) meningkatkan nilai perusahaan melalui ekspansi bisnis , dan 2) meningkatkan citra perusahaan yang memperkuat posisinya di Indonesia.
  • Menjadi pemain global dalam industri telekomunikasi dunia
    Dalam rangka mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dan menjadi pemain global, Indosat menaikkan standard sesuai dengan standard yang digunakan oleh perusahaan telekomunikasi multinasional, sebagai operator telekomunikasi global.

2.3. Filosofi Perusahaan

Perkembangan jasa telekomunikasi internasional di Indonesia yang cepat, seiring pertumbuhan permintaan pada jasa dan jangkauan jasa telekomunikasi, menuntut dipenuhinya kepuasan pelanggan sebagai kunci sukses dalam era kompetisi. Untuk memenuhi hal tersebut, Indosat menerapkan suatu filosofi yang dikenal dengan “Kami Lebih Peduli” atau lebih populer dengan “We Care More”.


3. ANALISA EKSTERNAL PERUSAHAAN

3.1.Lingkungan Umum / Remote Environment

Lingkungan ini adalah suatu tingkatan dalam lingkungan eksternal organisasi yang menyusun faktor-faktor yang memiliki ruang lingkup luas dan faktor-faktor tersebut pada dasarnya di luar dan terlepas dari operasi perusahaan.

  1. Faktor Ekonomi
    Krisis moneter yang kemudian disusul dengan tejadinya krisis ekonomi telah membuat terpuruknya perekonomian Indonesia. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar secara drastis dan fluktuatif, banyak menyulitkan perusahaan-perusahaan di Indonesia, yang terutama diakibatkan pinjaman luar negeri yang besar. Hancurnya sektor keuangan khususnya perbankan dan tingkat suku bunga yang sangat tinggi mencapai 70% telah membuat dunia usaha kesulitan untuk mendapatkan kredit yang memadai untuk mengembangkan usahanya. Krisis ini diperburuk dengan terjadinya krisis kepercayaan, yang mengakibatkan terjadinya penolakan letter of credit oleh pihak luar negeri. Kontraksi ekonomi yang diperkirakan mencapai 13% ditahun 1998 ini, inflasi yang tinggi (menurut data BPS dalam periode Januari-September 1998 inflasi telah mencapai 75%), banyaknya PHK, dan pada gilirannya memperbesar jumlah penduduk miskin. Dengan turunnya pendapatan riel masyarakat maka daya beli masyarakat melemah. Semua masalah diatas sangat menyulitkan bagi dunia usaha di Indonesia saat ini.
  1. Faktor Sosial
    Kemajuan ekonomi yang pernah terjadi selama periode 1969-1996, telah banyak merubah keadaan sosial di Indonesia. Jasa telekomunikasi pada saat ini telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat, baik untuk dunia usaha maupun di luar dunia usaha. Keberhasilan program Keluarga Berencana juga telah merubah keadaan demografi Indonesia. Jumlah penduduk usia produktif akan terus meningkat, yang tentunya akan semakin banyak memerlukan jasa telekomunikasi dalam kegiatannya . Hal-hal diatas merupakan peluang bagi perusahaan-perusahaan penyedia jasa telekomunikasi.
  1. Faktor Politik
    Keadaan politik dalam negeri yang masih belum stabil pada saat ini, sedikit-banyak cukup mempengaruhi kegiatan ekonomi nasional. Disusunnya beberapa Undang-Undang, seperti: UU Kepailitan, yang berpengaruh pada perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan; dan UU Persaingan Sehat, untuk bisnis yang bersih, yang ditujukan untuk menghapus praktek monopoli atau pun kartel. Khusus untuk jasa telekomunikasi internasional, pemerintah tetap memberikan komitmen untuk mempertahankan duopoli Indosat-Satelindo hingga tahun 2003. Dengan akan berakhirnya duopoli tersebut, maka diperlukan kesiapan dalam menghadapi munculnya pendatang baru.
  1. Faktor Teknologi
    Teknologi telekomunikasi merupakan teknologi yang cepat berkembang, seiring dengan berkembangnya industri elektronika dan komputer. Trend teknologi telekomunikasi ini semakin ke arah teknologi digital, semakin besar kapasitas, semakin sederhana perangkatnya, perluasan daya jangkau, keamanan dan privacy lebih baik, personalitas dan penambahan fasilitas yang lain. Evolusi teknologi telekomunikasi saat ini mempunyai kecenderungan untuk beralih via radio, optik atau satelit.
  1. Faktor Ekologi
    Pada saat ini dunia bisnis semakin dituntut tanggung-jawabnya terhadap lingkungan. Industri telekomunikasi telah mencoba membuat produk yang ramah lingkungan, dan bagi sektor jasa telekomunikasi relatif tidak menghasilkan limbah sama sekali.

3.2. Lingkungan Industri

Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki implikasi yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasionalisasi perusahaan.

Menurut Michael Porter dalam bukunya Competitive Strategy, keadaan persaingan dalam suatu industri tergantung lima kekuatan persaingan pokok, yaitu:

1.  Ancaman Masuknya Pendatang Baru
Bisnis pertelekomunikasian merupakan bisnis yang dinamik, menarik, multi aspek,dan pelopor dalam ekspansi global. Di sisi lain pelbagai bukti empirik secara tak langsung telah membuktikan bahwa sektor telekomunikasi merupakan sektor bisnis yang paling diminati oleh perusahaan multi nasional dalam kerangka ekspansi dan globalisasinya Ini terjadi baik dalam rangka swastanisasi maupun dalam konteks aliansi strategis antar pelaku di negara maju maupun dalam ekspansi ke negara berkembang. Berdasarkan kebijakan pemerintah struktur pasar jasa telekomunikasi sudah diatur sedemikian rupa sehingga perusahaan-perusahaan yang akan masuk dalam industri ini akan mengalami kesulitan.
Modal yang dibutuhkan untuk memasuki industri ini sangat besar, mengingat mahalnya teknologi yang digunakan dan biaya pembangunan jaringan yang luas. Sehingga yang dapat masuk ke industri ini adalah pengusaha-pengusaha bermodal besar ataupun perusahaan-perusahaan raksasa yang telah mapan.
Jadi dengan kondisi tersebut di atas, maka kecil kemungkinannya pendatang baru untuk dapat memasuki industri ini, karena banyaknya barrier to entry, yang sengaja dibuat agar tidak meruntuhkan pemain yang sudah ada.

2.  Kekuatan tawar-menawar pembeli
Jumlah pelanggan telekomunikasi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, yang pada akhir Pelita VIII (2009) diproyeksikan mencapai 21 juta saluran telepon dengan rasio 9 per seratus orang. Kalau dibandingkan misalnya padatahun 1996 Swedia (tertinggi dunia) sudah mencapai 68 per seratus orang, dan hongkong 54 per seratus orang.
Pelanggan di Indonesia pada umumnya tidak mempunyai daya tawar yang cukup kuat terhadap jasa telekomunikasi dasar ataupun jasa sambungan langsung internasional, karena tidak punya pilihan sarana telekomunikasi. Dan untuk jasa sambungan bergerak, pelanggan memang cukup banyak pilihan , tetapi hanya terbatas pada pilihan tertentu dan kurang bisa memuaskan pelayanan atas jasanya.
Jadi melihat hal di atas jelas potensi pasar jasa telekomunikasi cukup besar dan meningkat dari tahun ke tahun , apalagi di Indonesia banyak potensi pelanggan yang belum digarap.

3.  Kekuatan tawar-menawar pemasok
Industri telekomunikasi banyak memakai kabel serat optik, tidak saja untuk jaringan darat, tapi juga di laut. Dengan kemajuan teknologi yang sudah sedemikian pesat, jaringan kabel lama (tembaga) sudah tidak memadai lagi baik untuk mengakomodasi data maupun informasi. Sebenarnya produsen kabel serat optik dalam negeri telah mampu memasok kebutuhan nasional. Namun demikian, hampir sekitar 90% kebutuhan kabel serat optik dalam negeri masih diimpor dari luar negeri, sehingga bergantung pada produsen luar negeri. Kondisi daya tawar perusahaan telekomunikasi Indonesia tidak terlalu lemah, karena pemasoknya terdiri dari banyak perusahaan. Akan tetapi jika terjadi fluktuasi dan pelemahan nilai tukar mata uang dalam negeri, hal ini yang menjadi bumerang terhadap perusahaan.

4.  Ancaman dari barang atau jasa pengganti
Telekomunikasi merupakan wahana yang menghubungkan manusia satu dengan manusia lainnya melalui berbagai media telekomunikasi. Sesuai dengan fungsinya tersebut maka jika kita identifikasikan ada beberapa jasa pengganti yang dapat mengambil alih fungsi tersebut dari jasa telekomunikasi, misalnya: jasa transportasi, jasa pos, jasa pers, dan internet. Dari beberapa macam jasa pengganti, berdasarkan kelebihan dan kelemahannya, maka kecendrungan pelanggan akan tetap menggunakan jasa telekomunikasi dalam hal kecepatan dan kemudahan berkomunikasi.

5.  Persaingan di antara perusahaan yang ada
Kondisi persaingan industri telekomunikasi Indonesia dipengaruhi oleh aturan mengenai struktur dan bentuk kerjasama antara perusahaan swasta dan BUMN, sesuai dengan UU No 3/1989, adalah sebagai berikut: Perusahaan swasta dapat menyelenggarakan jasa telekomunikasi dasar melalui kerjasama patungan, kerjasama operasi, dan kontrak manajemen dengan PT Telkom dan PT Indosat.

3.3. Lingkungan Operasi

Lingkungan ini meliputi faktor-faktor pada situasi kompetitif yang mempengaruhi sukses perusahaan dalam mendapatkan sumber daya atau dalam keuntungan pemasaran barang dan jasa perusahaan.

  1. Posisi Kompetitif
    Posisi kompetitif Indosat cukup kuat, sebagai pemimpin pasar, dan hanya menghadapi satu pesaing pada bisnis telekomunikasi internasional yaitu Satelindo. Selain itu juga didukung rangkaian produk dan jasa yang luas, kapasitas dan produktivitas yang memadai, periklanan, dan yang cukup penting citra perusahaan.
  2. Profil Pelanggan
    Pelanggan dari Indosat meliputi rumah tangga dan kalangan bisnis. Dalam hal ini pemakai utama dari telekomunikasi internasional adalah kalangan bisnis, yang banyak digunakan untuk keperluan usaha. Terpuruknya perekonomian Indonesia yang banyak memacetkan sejumlah besar bisnis, mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan volume pemakaian telekomunikasi internasional.
  3. Pemasok
    Peralatan-peralatan yang digunakan untuk pengadaan telekomunikasi internasional, merupakan peralatan yang bermuatan teknologi tinggi. Sehingga, sebagian besar peralatan tersebut didatangkan melalui pemasok luar negeri. Walaupun posisi daya tawar Indosat cukup kuat, mengingat culup banyaknya jumlah pemasok, namun penurunan nilai tukar Rupiah sangat mempengaruhi besarnya dana yang diperlukan untuk mendatangkan peralatan tersebut. Namun, pendapatan Indosat yang sebagian besar dalam bentuk Dollar, seperti pendapatan incoming call, cukup membantu.
  4. Kreditor
    Dilihat dari struktur kredit-modal, terlihat bahwa Indosat mempunyai struktur yang berimbang, atau antara modal dan kredit jumlahnya sama. Dalam hal ini, mengingat kemampuan Indosat dalam menghasilkan keuntungan maupun asset yang dimilikinya, tidaklah terlampau sulit bagi indosat untuk mendapatkan pinjaman dari kreditor pada jumlah yang memadai.
  5. Sumber Daya Manusia
    Indosat mempunyai SDM yang cukup baik, 40% komposisinya berpendidikan S-1 ke atas. Selain itu didukung dengan program pelatihan berjenjang sesuai posisinya untuk meningkatkan keahlian.

4. ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN

4.1. Analisa SWOT

  1. Strength:
    Kekuatan Indosat antara lain terdapat pada: hak duopoli yang dimilikinya, pengalaman mengelola bisnis telekomunikasi internasional, kekuatan manajemen dan budaya perusahaan, rangkaian produk dan jasa yang luas, teknologi yang mutakhir pada peralatannya, kualitas produk dan jasa, serta citra perusahaan yang baik.
  2. Weakness:
    Kelemahan Indosat antara lain terdapat pada: kurangnya kebiasaan bersaing secara ketat akibat kenikmatan hak duopoli yang dimilikinya, rentannya likuiditas perusahaan akibat besarnya kewajiban yang dimilikinya, dan diversifikasi yang berlebihan seperti pada perusahaan anak dan afiliasi yang kurang menguntungkan.
  3. Oppurtunities:
    Peluang bagi Indosat antara lain: besarnya pasar domestik yang belum tergarap, perluasan usaha baru yang melingkupi bisnis inti yang cukup menguntungkan, dan bisnis telekomunikasi global yang cukup menjanjikan.
  4. Threat:
    Ancaman bagi Indosat antara lain: masuknya pendatang baru terutama dari luar negeri sehubungan akan berakhirnya hak duopoli, kompetisi global yang memasuki pasar domestik, dan krisis ekonomi yang melanda Indonesia.

4.2. Grand Strategy

Adaptasi pada perubahan lingkungan yang cepat dalam telekomunikasi telah menjadi critical factor bagi Indosat. Peningkatan kompetisi, perubahan teknologi, dan aliansi strategi global , di antara kesemuanya, sedang membentuk pasar telekomunikasi yang akan datang.

Dalam menanggapi tantangan-tantangan baru tersebut Indosat telah membangun cetak biru pertumbuhan, dikenal sebagai Grand Strategy Indosat 2000:

  • Jasa Telekomunikasi Internasional Dasar akan tetap menjadi core business Indosat
  • Peranan regional dan internasional yang telah meningkat sejak 1994
  • Jasa selular dan sistem satelit bergerak saat ini sedang diperluas melalui perusahaan selular lokal dan konsorsium internasional
  • Jasa bernilai-tambah yang meliputi telekomunikasi pada saat ini, integrasi sistem dan informasi multimedia dan hiburan yang melengkapi dan menambah nilai dari jasa core Indosat

4.3. Growth Strategy

Indosat berusaha mempertahankan keberadaannya sebagai pemimpin pasar untuk jasa telekomunikasi internasional di Indonesia, memposisikan dirinya sebagai perusahaan telekomunikasi berkelas-dunia, dan menjadi pemain global dalam industri telekomunikasi dunia. Hal ini dicapai melalui Strategi Bisnis “1-plus-3” yang mencoba:

“1” Membangun jasa telekomunikasi internasional melingkupi central core business
Lalu-lintas telekomunikasi internasional Indosat di transmisikan melalui satelit internasional, sistem kabel bawah laut, dan sambungan gelombang mikro, yang kesemuanya menggunakan teknologi digital mutakhir termasuk protokol multimedia canggih. Indosat mengoperasikan empat gerbang internasional di Jakarta, Surabaya, Medan, dan Batam dimana lalu-lintas melewati dari Indonesia ke seluruh dunia, dan sebaliknya. Setelah membangun akses ke satelit yang cukup melalui sembilan stasiun bumi di empat lokasi gerbang melintang Indonesia, Indosat pada saat ini memperluas aksesnya ke kabel serat optik digital bawah laut dengan bergabung ke konsorsium kabel regional dan dunia. Ini semua adalah bagian dari program perluasan yang didesain untuk meningkatkan kapasitas, memperbaiki kualitas, dan menyediakan jasa baru untuk memenuhi perubahan permintaan konsumen.

  1. Partisipasi dalam pembangunan infrastruktur telekomunikasi domestik
    Indosat memandang investasinya pada infrastruktur telekomunikasi domestik selain sebagai alat untuk memperluas pasar jasa telekomunikasi internasional, juga sebagai sumber pendapatan baru untuk perusahaan. Dua ventura utama Indosat pada lapangan ini adalah PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia sebagai pemegang lisensi operator telekomunikasi di daerah Jawa Tengah, PT Pramindo Ikat Nisantara di Sumatra, dan PT Telekomunikasi Selular Indonesia (Telkomsel), perusahaan join-ventura jasa GSM selular bergerak.
  2. Meningkatkan peranannya dalam telekomunikasi regional dan internasional
    Indosat memulai proyek internasional, melibatkan join-ventura dengan mendasarkan sebagaimana membangun carriers telekomunikasi internasional. Tujuan utamanya adalah meningkatkan lalu-lintas internasional melalui gerbang perusahaan, memperoleh pendapatan langsung dari proyek dan mendapatkan tambahan keahlian dari pembukaan internasional. Sampai sekarang, Indosat terikat dengan berbagai proyek telekomunikasi termasuk join-ventura dengan entitas telekomunikasi yang bersangkutan dari Kamboja dan Kazakstan dan investasi ekuitas pada jasa selular berbasis PHS di Jepang sebagaimana di USA Global Link dan Alphanet Telecom Inc. Keduanya adalah pemain utama carrier telekomunkasi. Sebagai tambahan, Indosat telah bergabung dengan aliansi internasional seperti Concert and World Partners dan telah ditunjuk sebagai gerbang bagi Sistem Bergerak Global Inmarsat, SAN ICO melayani kawasan Asia Tenggara.
  3. Mengambil diversifikasi terbatas pada bisnis komplementer
    Indosat juga mencoba untuk mendiversifikasi pada daerah di mana keahlian perusahaan dalam telekomunikasi dapat dipergunakan untuk mengoptimumkan efek seperti pada jasa bernilai tambah yang melengkapi bisnis core perusahaan. Jasa –jasa ini tersedia melalui perusahaan anak dan pada saat ini meliputi beberapa jasa pertukaran data elektronik, bank elektronik, multimedia , dan internet

Dengan strategi perusahaan “1+3”, Indosat akan menjadi perusahaan yang merupakan “penyedia jasa penuh” dan “pemimpin bisnis multimedia”.

4.4. Analisa Strategi Bisnis Indosat Menghadapi Krisis Ekonomi

Sehubungan dengan krisis ekonomi yang melanda Indonesia, Indosat mengalami masa yang sulit sejak awal 1998 ketika Rupiah terdepresiasi secara drastis. Banyak bisnis di Indonesia yang mengalami kemacetan karena kondisi makro ekonomi, instabilitas politik, dan gejolak sosial. Dilengkapi dengan krisis moneter, situasi ini mempengaruhi pertumbuhan permintaan jasa telekomunikasi internasional di Indonesia. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pertumbuhan volume lalu-lintas lebih lambat, yang memaksa Indosat untuk : lebih berhati-hati dalam kegiatan operasi dan manajemen arus kas terutama mata uang asing, sehubungan komitmen investasi yang jatuh waktu.

Namun demikian tampaknya krisis ekonomi tersebut tidak menurunkan keuntungan Indosat, melainkan menurunkan pertumbuhannya saja. Selama Januari hingga September 1998, incoming dan outgoing calls menigkat masing-masing 4,1% dan 10,3% dari periode sebelumnya. Pertumbuhan yang lamban dari incoming traffic disebabkan turunnya kegiatan bisnis internasional sebagai bagian dari situasi nilai tukar rupiah dan instabilitas politik, menyusul kerusuhan Mei di Jakarta. Indosat masih memproyeksikan pertumbuhan positif lalu-lintas telepon. Pendapatan operasi meningkat 45,6% sedangkan beban operasi meningkat 33%.

Sebagai strategi bisnis dalam menghadapi krisis ekonomi ini, Indosat menerapkan kebijakan, antara lain:

  • Selalu mencari cara yang paling ekonomis menurunkan beban pembelanjaan pada mata uang asing
    Indosat mengurangi biaya sirkuit dengan menggunakan lebih banyak sirkuit kabel bawah laut ketimbang satelit, yang pada saat ini mencapai 74% dari total bandwith.
  • Melakukan kebijakan konservatif menyangkut situasi krisis ekonomi Indonesia
    Pengalokasian hutang tak tertagih yang cukup besar, meningkat 88,4% dari tahun sebelumnya.
  • Menerapkan kebijakan likuiditas yang berhati-hati
    Biaya telekomunikasi dan beban perawatan meningkat sebagai dampak melemahnya Rupiah. Namun dalam hal ini pertumbuhan beban operasi diupayakan lebih rendah dari pendapatan operasi, serta meningkatkan profit margin.
  • Melindungi fundamental dasar Indosat dari pengaruh kinerja negatif anak perusahaan
    Untuk menghindari dampak dari kinerja negatif anak perusahaan, maka dilakukan program restrukturisasi diversifikasi bisnis, yang akan memperbaiki posisi keuangan perusahaan dalam jangka pendek dan sesuai dengan strategi jangka panjang.

Dilihat dari hasil-hasil yang dicapai pada kuartal ketiga seperti yang disebutkan di atas, sejauh ini Indosat cukup tepat dalam memilih strategi bisnis maupun penerapannya guna menghadapi krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada saat ini, yang tentunya harus sesuai dengan strategi jangka panjang Indosat seperti yang tertuang dalam Grand Strategy dan Growth Strategy untuk mewujudkan Indosat sebagai perusahaan yang merupakan “penyedia jasa penuh” dan “pemimpin bisnis multimedia”.

5. Kesimpulan

Setelah menganalisis data-data dan informasi sebelumnya, maka bisa ditarik beberapa kesimpulan mengenai manajemen strategi Indosat, yaitu:

  1. Strategi yang tepat diperlukan dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat dalam industri telekomunikasi, yang tingkat persaingannya tidak lagi domestik, tetapi bersifat internasional.
  2. Indosat mempunyai kinerja yang cukup baik dalam menghasilkan keuntungan, namun mempunyai posisi yang rentan menyangkut likuiditasnya.
  3. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia mempunyai dampak yang cukup dirasakan oleh Indosat, walaupun tidak mempengaruhi kenaikan pendapatan namun mengalami penurunan.

Indosat cukup tepat dalam memilih strategi bisnis menghadapi krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada saat ini, yang sesuai dengan strategi jangka panjang Indosat seperti yang tertuang dalam Grand Strategy dan Growth Strategy untuk mewujudkan Indosat sebagai perusahaan yang merupakan “penyedia jasa penuh” dan “pemimpin bisnis multimedia”.

Sumber :

Ardiansya, Samantha. “Persaingan Gaet Pelanggan Makin Ketat,” Bisnis Indonesia, 1997
Certo, Samuel C dan Paul J.Peter. Strategic Management,Concept and Applications. Richard D.Irwin, New Jersey, 1995
Nurkholis. “Posisi Industri Telekomunikasi Menjelang Perdagangan bebas,” Republika, 1997
Purnomo, Hari Setiawan dan Zulkiflimansyah. Manajemen Strategi : Sebuah Konsep Pengantar. Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta, 1996
Pearce, John A II dan Richard B.Robinson Jr. Strategic Management: Formulation, Implementation, and Control. Richard D.Irwin, New Jersey, 1997
Situs Web Indoexchange. http://www.indoexchange.com, 1998
Situs Web PT Indosat. http://www.indosat.co.id, 1998
Situs Web PT Telkom. http://www.telkom.co.id, 1998
Winarno, Bondan. Creating Value in a State Owned Company: a Case Study of PT Indosat. Inspirasi Indonesia, Jakarta, 1997

Analisis Persaingan 5 Kekuatan M-Porter pada Sentul City Maret 28, 2010

Posted by luqman hakim in tugas.
add a comment

Analisis dan strategi 5 Kekuatan persaingan dengan model M-Porter :

1. Subtitutis :

Di lihat dari setiap industri pasti ada suatu barang pengganti yang dapat menjadi pilihan bagi konsumen. Dari persainga yang ada dalam dunia bisnis ini subtitutis menjadi ancaman bagi Sentul City dalam menjalankan usahanya.

2. Pemasok :

Dalam hal  pemasok ini persaingan dilihat dari pengiriman dan pemenuhan pemasok kepada setiap developer untuk membangun proyeknya. jadi, jika dilihat dari setiap permasalahan yang terjadi maka faktor penawaran yang lebih baik jadi penentu proyek cepat tidaknya pembangunan.

3. Pembeli :

Banyak faktor yang satu ini, mempenagruhi setiap pemasaran. Karena, Pembeli merupakan pihak yang harus dipenuhi kebutuhannya. Meskipun seperti itu, palayanan yang dapat memenuhi keinginan pembeli itu dapat mempengauruhi setiap pemasaran dan dapat menjaga konsumen supaya tidak lari ke developer lain.

4. Pendatang baru potensial :

Dari setiap usaha pasti akan ada yang namanya persaingan. Tetapi, jika disiasati dengan baik dan terencana maka kta dapat mempertahankan pangsa pasar kita terhadap usaha tersebut. jika ada pendatang baru yang lebih potensial dibandingkan dengan apa yang kita tawarkan, maka kita harus lebih meningkatkan setiap fasilitas yang kita punya atau pun melakukan riset yang akan membuat kita menyamai apa yang ditawarkan oleh pendatang baru tersebut.

5. Persaingan antar penjual dalam satu indutri :

Dalam hal ini kita harus mengutamakan kekuatan yang sudah kita bangun dipasaran properti ini. jika kita mapu melindungi dengan kekuatan yang sudah kita miliki baru dilakukan dengan mempertahankan Brand nama perusahaan untuk menarik minat konsumen atau pembeli dalam menempati hunian yang sudah kita bangun.

UKM Maret 18, 2010

Posted by luqman hakim in ekonomi.
add a comment

Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan bertujuan untuk memproduksi barang atau jasa untuk diperniagakan secara komersial dan mempunyai omzet penjualan sebesar satu miliar rupiah atau kurang.

Usaha Menengah adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan bertujuan untuk memproduksi barang atau jasa untuk diperniagakan secara komersial dan mempunyai omzet penjualan lebih dari 1 miliar.

Analisis SWOT pada Sentul City Tbk Maret 13, 2010

Posted by luqman hakim in tugas.
add a comment

Analisis SWOT bila di Indonesiakan  adalah Alat analisi yang digunakan untuk mengukur Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman yang terjadi terhadap perusahaan.

Berikut ini adalah analisis SWOT yang terjadi pada Sentul City Tbk :

Analisis SWOT berguna untuk meningkatkan dan meninjau ulang segala strategi yang telah direncanakan sebelumnya. Alat ini sangat membantu manajemen dalam memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan dan masa depan perusahaan dalam merencanakan kelangsungan hidupnya.

Mahasiswa = Kekerasan + Demograzi Maret 6, 2010

Posted by luqman hakim in berita.
add a comment

Jika dilihat dari setiap aksi demo yang terjadi di Indonesia, amatlah buruknya citra mahasiswa dimata masyarakat. Dengan notabene sebagai calon aktivis dan penerus bangsa mereka dengan bangganya menghina, mencaci, dan memaki tanpa etika dan tanpa menunjukkan tingkat pendidikan. Seperti itukah pendidikan di Indonesia mendidik peserta didiknya jika tidak suka terhadap suatu bentuk kesalahan orang lain yang mengatasnamakan  DEMOKRASI. Demokrasi diartikan sebebas-bebasnya oleh masyarakat dan mahasiswa yang ingin menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah. Menurut etika penyampaian aspirasi, seharusnya orang yang ingin menyampaikan aspirasi haruslah beretika tanpa menyinggung orang lain dengan secara keras dan berlebihan. Mau dibawakemanakah Demokrasi ini?

Masing-masing kitalah yang bisa menjawabnya

Kualitas Udara yang Menyedihkan Februari 24, 2010

Posted by luqman hakim in berita.
add a comment

Sejak tahun 1976 Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah melakukan pemantauan terhadap beberapa parameter kualitas udara yang berdampak negatif terhadap keselamatan dan kesehatan masyarakat. Pendirian jaringan pemantauan kualitas udara di Indonesia berkaitan erat dengan program-program Badan Meteorologi Se Dunia (WMO) antara lain Program Global Ozone Observing System (GO3OS) di tahun 1950-an, Program Background Air Pollution Monitoring Network (BAPMoN) di tahun 1960-an, Program Global Atmosphere Watch (GAW) tahun 1989 dan Program GAW Urban Research Meteorological and Environment (GURME) tahun 1999.

Sampai saat ini BMKG memiliki 44 jaringan stasiun pemantau kualitas udara. Dari 44 Stasiun/ Unit Kerja Pemantau Kualitas Udara, 42 Stasiun melakukan pengamatan parameter SPM (Suspended Particulate Matter), 31 stasiun parameter Kimia Air Hujan (KAH), 7 stasiun parameter SO2 dan NO2, 4 stasiun parameter PM10, 3 stasiun parameter Aerosol, dan 2 stasiun melakukan pengamatan parameter Ozon (O3) permukaan serta 1 stasiun lainnya melaksanakan monitoring Gas Rumah Kaca (GRK).

Khususnya Stasiun Global Atmosphere Watch (GAW Station) yang berlokasi di Bukit Kototabang- Sumatera Barat yang terletak pada posisi 00º 12′ 17″ LS dan 100º 19″ 15″ BT pada ketinggian 864.5 meter di atas permukaan laut, melaksanakan monitoring parameter kualitas udara yang lebih komprehensif, meliputi : Aerosol PM10,PM2,5,NO2,SO2,CO,O3,Gas Rumah Kaca (CH4, CO2,N20,SF6) dan radiasi UV-B. Fungsi stasiun GAW disamping melakukan monitoring seperti tersebut diatas juga untuk mengkoordinasikan pengamatan dan penelitian perubahan komposisi atmosfer dengan tujuan :

  1. Memahami peranan kimia atmosfer kaitannya dengan perubahan iklim regional-global.
  2. Mengevaluasi pengaruh kimia atmosfer terhadap lingkungan. Dalam hal ini berkaitan dengan pengendapan unsur yang berbahaya di bumi, ekosistem laut dan air tawar, siklus alami dari unsur kimia pada sistem global atmosfer, samudera dan biosfer.

Dari info diatas, sampai sejauh manakah peran kita sebagai warga bumi?

Sekarang, sudah saatnya kita untuk melakukan apa yang harus kita lakukan. Semuanya dimulai dari diri kita sendiri, tanpa memikirkan dan memprotes diri orang lain. Karena perubahan pada diri sendiri adalah perubahan yang sangat mendasar untuk melakuakn perubahan besar. Tidak ada kata selain “SECEPATNYA” sebelum semuanya benar-benar terlambat. Hentikan keegoisan dan komersialisasi terhadap apapun. Jika semua dilakukan dengan cara tulus dan keikhlasan niscaya semuanya tidak akan berdampak terlalu besar terhadap kehidupan.

“Pernahkah manusia yang tamak dan sombong dengan kepintarannya sadar akan kehancuran dan kerusakan tentang kualitas udara kita dengan pemanfaatan dan pengeksploiasian secara besar-besaran?”

Jika setiap manusia berikir akan masa depan yang baik, maka salah satu cara menempuhnya adalah dengan berdamai dengan alam dan menjaga isinya dengan baik dan “SECARA BENAR!!”. Jangan hanya banyak bicara saja. “LAKUKAN”

Terima Kasih.

sumber : BMKG

tugas II (manajemen strategik) Februari 24, 2010

Posted by luqman hakim in tugas.
add a comment

kelebihan dan Kelemahan Sentul City

Kelebihan :

Sentul city memilik fasilias yang cukup lengkap dibandingkan dengan bisnis property lainnya, ini menunjukkan bahwa sentul city telah melindungi marketshare yang diperolehnya dipasaran property. Fasilitas yang super lengkap dan memanjakan penghuni yang berada di sentul city ini sangat lah berbeda dengan hunian yang lain. Lokasi yang strategis dan berbagai macam tempat wisata menjadi daya tarik yang ditonjolkan oleh manajemen sentul city untuk menarik peminat yang ingin membeli property/hunian yang nyaman. dimulai dari kalangan menengah biasa sampai kalangan atas pun menjadi pangsa pasarnya, dengan harga yang sesuai dengan masing-masing tingkatan status sosial manajemen sentul city siap menampung para pembeli dan calon penghuni.

Kekurangan :

Ada kelebihan dalam suatu bisnis, pasti ada saja kekurangannya. tidak ada yang sempurna di dunia ini selain Tuhan yang Maha Esa. Jika dilihat dari berita dan informasi yang beredar di internet, cukup mengejutkan bahwa dibalik semua kelebihannya tertera kekurangan yang cukup mencengangkan pikiran. Kekurangan itu ternyata terdapat di manajemen kontrolnya. Ternyata manajemen kontrolnya yang tidak dapat mengelola semua kelebihan sentul city dengan baik sehingga banyak meresahkan penghuni yang telah menetap disana. Manajemen yang baik tidak akan merugikan penghuninya, jika dilihat dari informasi yang diperoleh memang ada beberapa penghuni yang tidak terusik disana tetapi ada sebagian warga yang terusik tinggal di sentul city. Hal tersebut dikarenakan pengelolaan manajemen yang kurang kontrol dan sailing memberikan informasi kepada penghuni-penghuni lainnya sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak dinginkan.

Sumber : google

Jadwal Asisten LabManLan ATA 2009/2010 Februari 23, 2010

Posted by luqman hakim in berita.
add a comment